Senin, 12 April 2010

Sejah Tinta


Tinta Itu Apa?

Tinta merupakan sebuah media yang sangat kompleks, berisikan pelarut, pigmen, celupan, resin dan pelumas, sollubilizer (semacam senyawa yang membentuk ion-ion polimer polar dengan resin tahan air), surfaktan (yaitu unsur basah yang menurunkan tekanan permukaan dari sebuah cairan, memungkinkan penyebaran yang mudah, surfaktan juga menurunkan tekanan antar permukaan antara dua cairan), materi-materi partikuler, pemijar, dan material-material lainnya. Komponen-komponen tinta tersebut menjalankan banyak fungsi: pembawa tinta, pewarna, dan dan bahan-bahan adiktif lainnya digunakan untuk mengatur aliran, ketebalan dan rupa tinta ketika kering.bahan

Kurang lebih 5000 tahun yg lalu, sebuah tinta untuk menghitamkan permukaan yang timbul dari sebuah gambar dan tulisan-tulisan yang terpahat di batu dikembangkan di China. Tinta permulaan ini merupakan campuran antara jelaga dari asap kayu cemara, lampu minyak dan jelatin dari kulit binatang serta darah yang dibekukan.

Tinta yang awal digunakan di india pada akhir abad keempat SM disebut masi, adalah campuran dari beberapa komponen kimia. Dokumen India yang tertulis dengan tinta pada Kharosthi (sejenis naskah kuno India) telah tergali di Turkistan Cina (sekarang Xinjiang). Praktek penulisan dengan tinta dan ujung yg lancip telah umum digunakan di India selatan. Beberapa jain sutra (naskah religi india kuno) India disusun dengan tinta. Di India, karbon hitam yg merupakan asal diproduksinya tinta India dihasilkan dari pembakaran tulang, aspal, pitch, dan substansi-substansi lainnya.


Pada romawi kuno, atramentum lah yg dipergunakan. Di sebuah artikel pada Chirtisn science Monitor, Sharon J. Hutington menjealskan sejarah tinta lainnya: “Sekitar 1.600 tahun lalu, resep tinta yg terkenal dibuat. Resep itu digunakan selama beberapa abad. ‘garam” besi, seperti asam fero (terbuat dari beri yg dilumuri dengan asam sulfur), dicampur dengan tannin dari galnut (mereka tumbuh di pepohonan) dan sebuah penebal. Ketika pertama kali dicelupkan pada kertas, tinta ini akan berwarna hitam kebiru-biruan. Lama-kelamaan warna dari tinta ini akan menjadi coklat redup.


JENIS-JENIS TINTA

Bermacam jenis tinta terkini termasuk tinta Mesir, bermacam celupan natural yang terbuat dari bahan metal, kulit ataupun bagian luar yg menutupi kacang-kacangan atau bebijian, dan makhluk-makhluk laut seperti cumi-cumi (tinta dari bahan ikan cumi-cumi disebut sepia). Tinta India berwarna hitam dan berasal dari Asia. Tinta serpihan besi (tinta hitam keunguan yg terbuat dari besi dan tannin yg berasal dari sumber tetumbuhan) dulu digunakan oleh banyak pelukis kuno. Tinta walnut (sejenis buah kenari) diperkirakan juga pernah digunakan para pelukis kuno, meski tidak ada bukti tentang hal ini. Tinta walnut, jika ini pernah digunakan maka akan memburam dengan cepat dan karenanya tidaklah sesuai.

Tinta berpigmen

Tinta berpigmen berisi unsur-unsur lain yang memperkuat peresapan dari pigmen pada permukaan dan menghindarkan tinta dari terhapus oleh gesekan mekanis. Material-material ini biasanya berkaitan sebagai resin (dalam tinta berbahan celupan) atau unsur pengikat (dalam tinta berbahan dasar air).
Dikarenakan tinta berpigmen berada di permukaan kertas, tidak ada tinta yang diperlukan untuk membuat intensitas warna sebagaimana tinta berbasis pelarut. Tinta berpigmen juga ditengarai lebih tahan ketika tercuci, karenanya tinta-tinta jenis ini sangat disarankan untuk penggunaan permanen. Tinta-tinta jenis jel selalu tahan hapus dan seringkali sangat disarankan sekali bahkan oleh mereka yg biasa membuat pemalsuan dokumen.
Ukuran partikel dari pigmen adalah hal yang penting untuk keawetan dalam larutan tinta. Kualitas seperti corak, jenuh, terang atau cahaya merupakan bagian dari tinta, dan bervariasi tergantung asal dan jenis pigmen tersebut.

Celupan-celupan dalam tinta
Tinta berbasis celupan umumnya lebih kuat dari pada tinta berbasis pigmen dan dapat menghasilkan lebih banyak warna dari sebuah kepadatan yg dihasilkan per unit massa. Akan tetapi, dikarenakan celupan mudah larut dalam tahap cair, tinta-tinta ini memiliki kecenderungan membasahi kertas, jadi tidak efisien dan juga berpotensi melunturkan tepian-tepian sebuah gambar dan kurang berkualitas ketika tercetak.
Untuk menghindari masalah ini, tinta berbasis celupan ini dibuat dengan pelarut yang cepat kering atau digunakan metode pencetakan cepat kering, seperti menghembuskan udara panas begitu usai pencetakan.
Metode-metode lain termasuk pengeleman kertas dan pelapisan kertas secara khusus. Yang terakhir biasanya sesuai pada tinta yg digunakan di lingkungan non –industri (yang harus terkontrol emisi dan limbah racunnya), seperti tinta printer-printer inkjet. Teknik yang lain menyertakan pelapisan (coating) kertas dengan pelapisan yang terisi. Jika celupan mengandung isi yang berlawanan, maka tinta akan tertarik dan tertahan oleh lapisan ini, sementara zat pelarut membasahi kertas. Selulosa, materi bahan kertas, secara alami sudah terisi, dan sebuah komposisi yang memadukan antara celupan dan permukaan kertas, akan membantu daya simpan pada bagian permukaan. Seperti komposisi yang umum digunakan pada printing ink-jet yaitu polyvinyl pyrrolidone.

Keunggulan lain sistem tinta berbasis celupan adalah molekul celupan berinteraksi secara kimia dengan unsur-unsur tinta lainnya. Ini berarti bahwa tinta-tinta ini dapat lebih menguntungan dibanding tinta berpigmen dari pencahayan optikal dan unsur-unsur penguat warna yg dirancang untuk meningkatkan intensitas dan rupa celupan. Dikarenakan celupan mendapatkan warna dari interaksi elektron dalam molekul mereka, cara elektron bergerak diperkirakan oleh isi dan luas delokalisasi elektron dalam bahan tinta lainnya. Warna tinta muncul sebagai akibat dari energi cahaya yang jatuhpada celupan. Dengan demikian, jika sebuah pencahayaan optikal atau penguat warna menyerap energi cahaya dan memancarkannya melaui atau di dalam celupan, maka tampilan rupa akan berubah, sebagaimana berubahnya spektrum cahaya yang pantulkan kepada pencahayaan optikal atau penguat warna yang menyerapnya. Kelemahan dari tinta berbasis celupan adalah mudah pudar, khususnya ketika diekspos terhadap radiasi ultraviolet seperti pada cahaya matahari.
Sebuah pengembangan terkini terhadap tinta berbasis celupan adalah celupan yang bereaksi dengan selulosa untuk mewarnai kertas secara permanen. Tinta-tinta semacam itu tidak dpengaruhi oleh air, alkohol dan pelarut lainnya. Dengan demikian, penggunaan tinta-tinta berbasis celupan itu direkomendasikan untuk menghindarkan gambar menjadi gelap yang mendatangkan hilangnya signature seperti check washing adalah proses penghapusan secara detail sebuah cek agar memungkinkan penulisan ulang, biasanya untuk tujuan kejahatan seperti penarikan gelap dari sebuah rekening bank korban). Jenis tinta semacam ini sekarang lebih sering ditawarkan untuk penggunaan tinta-tinta cair. Pabrik paling terkenal pembuat tinta ini adalah Noodler.

SEJARAH TINTA
Kurang lebih 5000 tahun yg lalu, sebuah tinta untuk menghitamkan permukaan yang timbul dari sebuah gambar dan tulisan-tulisan yang terpahat di batu dikembangkan di China. Tinta permulaan ini merupakan campuran antara jelaga dari asap kayu cemara, lampu minyak dan jelatin dari kulit binatang serta darah yang dibekukan.

Tinta yang awal digunakan di india pada akhir abad keempat SM disebut masi, adalah campuran dari beberapa komponen kimia. Dokumen India yang tertulis dengan tinta pada Kharosthi (sejenis naskah kuno India) telah tergali di Turkistan Cina (sekarang Xinjiang). Praktek penulisan dengan tinta dan ujung yang lancip telah umum digunakan di India selatan. Beberapa jain sutra (naskah religi india kuno) India disusun dengan tinta. Di India, karbon hitam yg merupakan asal diproduksinya tinta India dihasilkan dari pembakaran tulang, aspal, pitch, dan substansi-substansi lainnya.

Pada romawi kuno, atramentum-lah yg dipergunakan. Di sebuah artikel pada Chirtisn science Monitor, Sharon J. Hutington menjelaskan sejarah tinta lainnya: “Sekitar 1.600 tahun lalu, resep tinta yang terkenal dibuat. Resep itu digunakan selama beberapa abad. ‘garam” besi, seperti asam fero (terbuat dari beri yg dilumuri dengan asam sulfur), dicampur dengan tannin dari galnut (mereka tumbuh di pepohonan) dan sebuah penebal. Ketika pertama kali dicelupkan pada kertas, tinta ini akan berwarna hitam kebiru-biruan. Lama-kelamaan warna dari tinta ini akan menjadi coklat redup.

PENGGUNAAN TINTA MODERN
Hingga beberapa tahun kemudian, para konsumen menaruh sedikit perhatian terhadap tinta daripada isi ulang untuk pena-pena mereka. Pena-pena cair menjadi hal yang baru sebagai mana pena ballpoint (pena berbola) yang mudah tersedia di pasaran. Pengenalan komputer-komputer rumahan mengarahkan kepada pencetakan rumahan. Hari ini, di beberapa negera berkembang, sangatlah jarang ditemukan tempat atau bisnis yang tidak mempunyai printer.
Sebagai hasilnya, membeli tinta dalam bentuk cartridge (tangki tinta) sekali lagi menjadi bagian dari hari-hari pengalaman belanja, sepertimembeli botol tinta lima puluh tahun yang silam.
Tempat-tempat Refill (isi ulang) tinta untuk cartridge tinta ada di mana-mana, perusahaan percetakan resmi juga demikian. Para pelanggan dapat mengurangi biaya pencetakan dengan mengunakan jasa isi ulang dari sebuah perusahaan refill, atau membeli produk OEM (sertaan pabrik) daripada mengisi ulang.

ASPEK KESEHATAN
Ada sebuah kesalahpahaman bahwa tinta tidaklah membahayakn meski tertelan. Sekali terminum tinta dapat membayakan kesehatan seseorang. Beberapa tinta, seperti yag digunakan di printer-printer, bahkan yang berada di pena-pena kita dapat berbahaya. Meksi tak menyebabkan kematian, kontak yang salah dapat menyebabkan efek seperti sakit kepala luar biasa, iritasi kulit, dan kerusakan sistem syaraf. Efek-efek ini dapat disebabkan oleh larutan atau pigmen utama seperti p-Anisidine, yang digunakan dalam proses pembuatan warna dan cahaya tinta. Pusat Pengendalian Racun menyatakan bahwa konsumsi tinta berapapun mesti dilaporkan ke rumah sakit terdekat atau pusat kendali racun.
———————————————————-
sumber: ink, en..wikipedia.org.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar