Selasa, 09 Juli 2013

Berbuka Sehat dalam Islam

Umat muslim memiliki kebiasaaan menyantap makanan dan minuman yang manis-manis setiap akan berbuka hal ini dikarenakan Penafsiran dan Pemahaman tentang agama Islam yang kurang dalam, disebutkan dalam suatu Hadist bahwa “Awali berbuka dengan yang manis-manis” , disini tidak diketahui dengan pasti apakah Hadist shahih atau tidak, Umat muslim seperti terbuai dengan Hadist diatas. Pokoknya saat berbuka, kalau tidak minum teh manis, kolak, atau sirup belum afdhol rasanya. Namun kebiasaan ini justru salah kaprah. Tepatnya salah dimaknai oleh kita yang belum mengerti tentang ilmu kesehatan. 

Kebiasaan ini terus dilakukan umat muslim hampir diseluruh dunia, bukan hanya di Indonesia saja. Memakan langsung makanan dan minuman yang memiliki kadar gula cukup tinggi beresiko bagi kesehatan kita.

Mengkonsumsi makanan dan minuman yang memiliki kadar gula yang cukup tinggi saat berbuka puasa akan mengakibatkan terjadinya peningkatan kadar gula darah yang sangat drastis. Apalagi kalau ditambah makan besar. Akibatnya tubuh akan kaget dan tidak siap dengan situasi demikian. Kita ketahui selama kurang lebih 14 jam tubuh sama sekali tidak kemasukan sumber energi sedikitpun.  Akibat terjadinya hyperglikemi, tubuh akan terasa lemas, dan mengantuk, persis seperti perut kekenyangan setelah makan besar. Yang lebih mengkhawatirkan lagi dalam jangka panjang kebiasaan ini akan mengganggu  sistem metabolisme glukosa sehingga rentan terhadap penyakit diabetes militus, obesitas, hypertensi dan lain-lain. 

Kebiasaa mengkonsumsi yang manis saat berbuka memang dianjurkan oleh Nabi Besar Muhammad.SAW, akan tetapi bukan seperti yang disebutkan diatas karena, Rasul termasuk orang yang dihindarkan dari kesalahan. Karena yang dimakan Rasul pertama saat berbuka bukan seperti makanan dan minuman yang disebutkan diatas akan tetapi Rasul hanya memakan tiga buah kurma saja. Dan tidak banyak bahkan berlebihan karena hanya dimakan satu-satu dengan diselingi minum air putih. Meskipun pada saat itu sudah ada makanan dan minuman yang kita jumpai pada saat ini, Rasul pasti tetap mengkonsumsi  Kurma dan air Putih saja.  Hal ini dapat dilihat pada hadist berikut :

حَدّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْحَجّاجِ السّامِيّ، حَدّثَنَا أَبُو ثَابِتٍ عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ ثَابِتٍ، حَدّثَنَا ثَابِتٌ، عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: كَانَ النّـَبِيّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «يُحِـّبُ أَنْ يُفْطِرَ عَلَى ثَلاَثِ تَمَرَاتٍ أَوْ شَيْءٍ لَمْ تُصِبْهُ النَّارُ»
(Abu Ya'la berkata) "Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin al-Hajaj as-Samiy, ( Dia -Ibrahim bin al-Hajaj as-Samiy berkata), 'Telah menceritakan kepada kami Abu Tsabit Abdul Wahid bin Tsabit, (Dia Abu Tsabit Abdul Wahid berkata) Telah menceritakan kepada kami Tsabit, dari Anas (bin Malik radhiallahu'anhu), ia (Anas bin Malik radhiallahu'anhu) berkata: "Adalah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyukai berbuka dengan 3 (tiga) butir kurma atau sesuatu yang tidak terkena api (dimasak/diolah dengan api)." Hadits Dhaif   (HR. Abu Ya'la 6/59 no. 3305 cet. Daar Makmun Litturats )


Menurut penelitian kurma merupakan sumber glukosa alami yang baik, sehingga tidak akan merubah komposisi glukosa tubuh secara drastis ketika kita makan. Buah ini sama saja dengan melon, semangka, pisang dan buah lain yang segera mengembalikan energi namun tidak membuat tubuh lemas.  Itulah kurang lebih alasan kenapa jargon “ awali dengan yang manis” tidak boleh langsung serta merta kita terapkan waktu kita berbuka. Kita harus mengerti benar penjabaran dari jargon tersebut, tidak asal tiru. Sehingga berpuasa menjadikan kita semakin sehat, tidak justru mengundang penyakit. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar